Senin, 14 April 2008

MI kenapa nggak

http://www.indomedia.com/bpost/012006/12/opini/opini1.htm

Menciptakan Sang Juara Melalui Strategi MI

Oleh : Zahra Chairani MPd

Tiga tahun belakangan ini, pemerintah giat berupaya melakukan perbaikan mutu pendidikan. Di antaranya, pada kurikulum yang dikenal dengan Kurikulum 2004 atau Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Meskipun sampai saat ini, belum memberikan gambaran yang jelas dalam penerapannya.
Bagi banyak guru, penerapan Kurikulum 2004 ke depan merupakan beban yang harus dipikul mereka. Di antara ketidaktahuan dan ketidakmengertiannya --mungkin mengerti sedikit tetapi masih ragu-- ataupun merasa tahu karena pernah membaca dan mengikuti sosialisasi atau penataran, mencoba melaksanakannya tapi masih merasa sulit dan enggan melanjutkan. Mereka melangkah dalam keraguan, mencoba untuk memahami dan melaksanakan tanpa ada yang bisa memberikan pendapat: apakah yang dilakukannya sudah benar atau belum atau memang salah sama sekali.
Oleh karena itu, tidak aneh kalau kurikulum baru ini dipelesetkan menjadi ‘Kurikulum Bikin Kebingungan’, ‘Kurikulum Bikin Kisruh’, ‘Kurikulum Beban Kerja’, ‘Kurikulum Berbasis Keraguan’, dan masih banyak lagi istilah yang semuanya ‘mengejek’ keberadaan kurikulum baru ini.
Seorang ahli pendidikan bisa saja memberikan sosialisasi tentang Kurikulum 2004, tetapi sampai pada teknis penerapan di lapangan belum dapat memberikan gambaran jelas bagi guru untuk menerapkannya. Keraguan itu berjalan sampai saat ini. Tetapi meski dalam keraguan, pendidikan harus terus berjalan dan tanpa terasa prestasi demi prestasi diraih tanpa harus mengatakan apakah itu hasil dari penerapan Kurikulum 2004 atau penggunaan kurikulum yang terdahulu.
Dalam keraguan saja kita bisa menghasilkan prestasi, apalagi bila tidak ragu-ragu. Itu mungkin kalimat yang memberikan motivasi bagi sekolah, untuk mencoba melangkah dan mencari bentuk inovasi dan kreativitas yang dapat lebih banyak mengangkat prestasi di sekolahnya.
Semangat dan memiliki pengetahuan untuk menyalurkannya merupakan hal yang sangat penting. Bukan hal yang mustahil kalau umumnya guru kita juga punya keinginan untuk menciptakan sang juara di sekolahnya. Menciptakan input rendah menjadi berkualitas, mungkinkah? Jawabnya, mengapa tidak.
Mari kita coba menggali kecerdasan apa saja yang dimiliki murid di sekolahnya menggunakan strategi yang dapat diyakini, dipahami dan dilaksanakan tanpa merasa ragu. Tulisan ini, memberikan gagasan dan pemikiran kepada sekolah dalam upaya menerapkan strategi untuk dapat menciptakan juara di sekolahnya.
Konsep MI
Konsep Multiple Intelegensi (MI), menurut Gardner (1983) dalam bukunya Frame of Mind: The Theory of Multiple intelegences, ada delapan jenis kecerdasan yang dimiliki setiap individu yaitu linguistik, matematis-logis, spasial, kinestetik-jasmani, musikal, interpersonal, intrapersonal, dan naturalis. Melalui delapan jenis kecerdasan ini, setiap individu mengakses informasi yang akan masuk ke dalam dirinya. Karena itu Amstrong (2002) menyebutkan, kecerdasan tersebut merupakan modalitas untuk melejitkan kemampuan setiap siswa dan menjadikan mereka sebagai sang juara, karena pada dasarnya setiap anak cerdas.
Sebelum menerapkan MI sebagai suatu strategi dalam pengembangan potensi seseorang, perlu kita kenali atau pahami ciri-ciri yang dimiliki seseorang.
1. Kecerdasan Linguistik, umumnya memiliki ciri antara lain (a) suka menulis kreatif, (b) suka mengarang kisah khayal atau menceritakan lelucon, (c) sangat hafal nama, tempat, tanggal atau hal-hal kecil, (d) membaca di waktu senggang, (e) mengeja kata dengan tepat dan mudah, (f) suka mengisi teka-teki silang, (f) menikmati dengan cara mendengarkan, (g) unggul dalam mata pelajaran bahasa (membaca, menulis dan berkomunikasi).
2. Kecerdasan Matematika-Logis, cirinya antara lain: (a) menghitung problem aritmatika dengan cepat di luar kepala, (b) suka mengajukan pertanyaan yang sifatnya analisis, misalnya mengapa hujan turun?, (c) ahli dalam permainan catur, halma dsb, (d) mampu menjelaskan masalah secara logis, (d) suka merancang eksperimen untuk membuktikan sesuatu, (e) menghabiskan waktu dengan permainan logika seperti teka-teki, berprestasi dalam Matematika dan IPA.
3. Kecerdasan Spasial dicirikan antara lain: (a) memberikan gambaran visual yang jelas ketika menjelaskan sesuatu, (b) mudah membaca peta atau diagram, (c) menggambar sosok orang atau benda persis aslinya, (d) senang melihat film, slide, foto, atau karya seni lainnya, (e) sangat menikmati kegiatan visual, seperti teka-teki atau sejenisnya, (f) suka melamun dan berfantasi, (g) mencoret-coret di atas kertas atau buku tugas sekolah, (h) lebih memahamai informasi lewat gambar daripada kata-kata atau uraian, (i) menonjol dalam mata pelajaran seni.
4. Kecerdasan Kinestetik-Jasmani, memiliki ciri: (a) banyak bergerak ketika duduk atau mendengarkan sesuatu, (b) aktif dalam kegiatan fisik seperti berenang, bersepeda, hiking atau skateboard, (c) perlu menyentuh sesuatu yang sedang dipelajarinya, (d) menikmati kegiatan melompat, lari, gulat atau kegiatan fisik lainnya, (e) memperlihatkan keterampilan dalam bidang kerajinan tangan seperti mengukir, menjahit, memahat, (f) pandai menirukan gerakan, kebiasaan atau prilaku orang lain, (g) bereaksi secara fisik terhadap jawaban masalah yang dihadapinya, (h) suka membongkar berbagai benda kemudian menyusunnya lagi, (i) berprestasi dalam mata pelajaran olahraga dan yang bersifat kompetitif.
5. Kecerdasan Musikal memiliki ciri antara lain: (a) suka memainkan alat musik di rumah atau di sekolah, (b) mudah mengingat melodi suatu lagu, (c) lebih bisa belajar dengan iringan musik, (d) bernyanyi atau bersenandung untuk diri sendiri atau orang lain, (e) mudah mengikuti irama musik, (f) mempunyai suara bagus untuk bernyanyi, (g) berprestasi bagus dalam mata pelajaran musik.
6. Kecerdasan Interpersonal memiliki ciri antara lain: (a) mempunyai banyak teman, (b) suka bersosialisasi di sekolah atau di lingkungan tempat tinggalnya, (c) banyak terlibat dalam kegiatan kelompok di luar jam sekolah, (d) berperan sebagai penengah ketika terjadi konflik antartemannya, (e) berempati besar terhadap perasaan atau penderitaan orang lain, (f) sangat menikmati pekerjaan mengajari orang lain, (g) berbakat menjadi pemimpin dan berperestasi dalam mata pelajaran ilmu sosial.
7. Kecerdasan Intrapersonal memiliki ciri antara lain: (a) memperlihatkan sikap independen dan kemauan kuat, (b) bekerja atau belajar dengan baik seorang diri, (c) memiliki rasa percaya diri yang tinggi, (d) banyak belajar dari kesalahan masa lalu, (e) berpikir fokus dan terarah pada pencapaian tujuan, (f) banyak terlibat dalam hobi atau proyek yang dikerjakan sendiri.
8. Kecerdasan Naturalis, memiliki ciri antara lain: (a) suka dan akrab pada berbagai hewan peliharaan, (b) sangat menikmati berjalan-jalan di alam terbuka, (c) suka berkebun atau dekat dengan taman dan memelihara binatang, (d) menghabiskan waktu di dekat akuarium atau sistem kehidupan alam, (e) suka membawa pulang serangga, daun bunga atau benda alam lainnya, (f) berprestasi dalam mata pelajaran IPA, Biologi, dan lingkungan hidup.
Keunikan yang dikemukakan Gardner adalah, setiap kecerdasan dalam upaya mengelola informasi bekerja secara spasial dalam sistem otak manusia. Tetapi pada saat mengeluarkannya, ke delapan jenis kecerdasan itu bekerjasama untuk menghasilkan informasi sesuai yang dibutuhkan.
MI Dan KDI
KDI yang dilaksanakan di Kota Banjarmasin mendapat dukungan positif dari gubernur dan dinas pendidikan. Secara tidak langsung dan tanpa disadari adalah, suatu bentuk penggalian potensi remaja dalam bentuk Kecerdasan Musikal. Dalam kegiatan ini, mereka juga bertemu kontestan lain dan saling berkenalan, menukar pengalaman, dan berkomunikasi secara sosial. Tanpa disadari, kegiatan yang mereka lakukan merupakan penggalian potensi dalam Kecerdasan Interpersonal.
Lomba ini juga menginginkan kontestan membawakan lagunya dengan gaya koreonya dan penampilan yang bisa menarik penontonnya, ini adalah Kecerdasan Kinestetik-Jasmani. Bahkan jiwa kompetisi dengan memperlihatkan kemauan kuat, mau belajar, memiliki rasa percaya diri yang tinggi, bepikir fokus dan terarah pada pencapaian tujuan merupakan suatu Kecerdasarn Intrapersonal. KDI merupakan ajang di mana empat macam kecerdasan dapat dimunculkan dalam suatu kegiatan. Tentu saja tidak semua remaja, mau dan mampu mengembangkan potensi tersebut.
Mungkin ide atau gagasan dari KDI ini dapat dimulai dalam lingkup kecil, yaitu sekolah. Kita tidak usah khawatir pada over acting anak-anak kita. Rambu perlu dirancang dengan baik, agar kegiatan yang semula ingin diambil positifnya menjadi kebablasan. Sekolah bisa saja mengadakan kegiatan serupa secara selektif. Misalnya, kalau goyang diberi batasan agar tidak terlalu goyang karena yang dinilai dari lomba itu bukan goyangnya, tetapi keserasian dari penampilan. Dalam berpakaian harus menutup aurat, tetapi tetap dapat memukau penonton karena yang dipentingkan kemampuan membawakan lagu dengan baik. Kita dapat saja mengambilkan contoh penyanyi dari Malaysia, Siti Nurhalizah, yang bisa tenar dan ngetop tanpa harus menggunakan busana buka-bukaan serta goyang yang terlalu wah.
Dari KDI kita mengharapkan juara yang memang memiliki multiple kecerdasan tanpa melupakan keterbatasan ditinjau dari segi agama, norma dan adat istiadat yang berlaku di daerah kita.
Gambaran tersebut hanya merupakan salah satu contoh, di mana kita bisa menciptakan juara di sekolah dengan memahami karakteristik setiap kecerdasan. Semakin banyak kecerdasan yang muncul dalam kegiatan yang dirancang, semakin banyak pula juara yang dapat dilahirkan di sekolah.
Banyak kegiatan yang dapat kita lakukan berdasarkan pada ciri dari berbagai kecerdasan di atas, yang tentunya dapat diperdalam dengan mencari literatur yang lebih lengkap. Mari kita coba berkreasi untuk menggali potensi anak-anak kita. Mungkin dari input rendah, tetapi akan dapat menjadi juara sesuai kecerdasan yang dimilikinya. Semoga.
* Widyaiswara Madya pada LPMP Kalsel, tinggal di Banjarmasin
YAHOO! GROUPS LINKS
Visit your group "nasional-list" on the web.
To unsubscribe from this group, send an email to: nasional-list-unsubscribe@yahoogroups.com
Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service